Senin, 12 November 2012

Karangan Ilmiah



Pengertian Karya Ilmiah adalah Sebuah karya tulis yang mana didalam isinya mengungkapkan suatu pembahasan yang lengkap dan secara ilmiah yang dituliskan oleh seorang penulis. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.

Istilah karya ilmiah adalah mengacu kepada sebuah karya tulis yang menyusun dan menyajikan berdasarkan pada suatu kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Didalam sebuah penulisan karya ilmiah, baik makalah maupun laporan penelitian biasanya telah didasarkan pada suatu kajian ilmiah dan cara kerja yang ilmiah.Sekian. Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.  
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Menurut John Dewey ada 5 langkah pokok proses ilmiah, yaitu (1) mengenali dan merumuskan masalah, (2) menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis, (3) merumuskan hipotesis atau dugaan hasil sementara, (4) menguji hipotesis, dan (5) menarik kesimpulan. 
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang tertentu yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal, ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan verifikasi terhadap proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Ciri Karya Ilmiah
Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut:
1.        Objektif.

Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2.        Netral.

Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3.        Sistematis.

Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4.        Logis.

Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5.        Menyajikan     Fakta   (bukan emosi   atau     perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6.        Tidak   Pleonastis

Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju sasaran).
7.  Bahasa yang digunakan adalah ragam formal. 
Jenis Karya Ilmiah
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah.
Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta
panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut,. Secara garis besar, karya
ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya
ilmiah penelitian.

1. Karya Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta
sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah
pendidikan terdiri dari:

a. Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah
berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan
dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil
intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan
paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain,
Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau
Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai
persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan
bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).
Format tulisannya terdiri dari
Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran,
permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode
penelitian).
Bab II gambaran umum (menceritakan keadaan di lokasi
penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian), Bab III deskripsi
data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian).
Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian).
Bab V penutup (kesimpulan penelitian dan saran)

c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung
oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan )
maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai
syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus
dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.

d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada
skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan
tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku
kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-
temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal
yangmenjadi tema thesis tersebut.

e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang
dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan
analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh
penulisnya dari sanggahan_sanggahan senat guru besar atau penguji pada
suatu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan_penemuan
penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu
hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat
orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar
Doktor.

2. Karya ilmiah Penelitian.
Makalah seminar.
a. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang
membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum s
eminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari
penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang
dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.

b. Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah,
bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai
judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya
saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan
data penelitian dalam waktu yang berbeda.

 Laporan hasil penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya
dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya
tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun
masih dalam tahap awal.

 Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal
penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan
mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international
standard serial number).

Contoh :  Sinar matahari pagi memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Sinar matahari sebelum 09:00 dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, meningkatkan kualitas pernafasan, membuat tubuh menjadi lebih segar dan sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Tidak hanya itu, juga cukup menguntungkan bagi penderita diabetes. Vitamin D di bawah sinar matahari dapat membantu meningkatkan kualitas tingkat kadar gula darah.
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa, vitamin D yang terdapat didalam tubuh manusia akan memberi reaksi positif saat terkena sinar matahari di pagi hari. Hal ini dapat membantu orang yang menderita diabetes tipe 2 untuk meningkatkan kualitas kadar gula darah mereka. Vitamin D dengan kadar yang cukup sebenarnya bisa membantu sel-sel dalam tubuh yang bertugas untuk memproduksi insulin dapat bekerja dengan baik.
Peneliti kesehatan dari Iran melibatkan 90 orang dengan diabetes tipe 2 selama 12 minggu, 90 orang tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Kelompak yang pertama hanya diberikan vitamin D dan kelompok yang kedua diberi vitamin D dan ditambah kalsium. Para peneliti menemukan bahwa peserta yang yang diberikan vitamin D dengan atau tanpa kalsium memiliki tingkat gula darah yang secara signifikan lebih baik.






Tulisan Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu per- masalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamat- an, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut. Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis ilmiah cirri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diindentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya. Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi. Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu : 1. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. 2. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya. 3. Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut. Cara kita mencantumkan ketiga hal tersebut dalam karya tulis ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama. Buku ini memberikan contoh teknik notasi ilmiah yang menggunakan catatan kaki (Footnote). Catatan kaki merupakan informasi dari pernyataan yang kita kutip. Di samping itu catatan kaki dapat digunakan sebagai infor- masi tambahan yang tidak langsung berkaitan dengan pernyataan dalam badan tulisan. Kutipan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua jenis yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan pernyataan yang kita tulis dalam karya tulis ilmiah susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun. Kutipan tak langsung merupakan kutipan pendapat atau pernyataan orang lain dengan melakukan perubahan kalimat yang dikutip disesuaikan dengan bahasa penulis itu sendiri.






Contoh : Sindroma balint merupakan suatu sindrom yang utamanya terdiri dari simultanagnosia, ataksia optik, disorientasi spasial , dan hemispasial neglek. Banyak gejala gejala penyerta lainnya , namun keberadaan 2 dari gejala diatas ditambah dengan disorientasi spasial sudah memenuhi syarat
untuk ditegakkannya diagnosis sindroma balint .
Sindroma ini terjadi akibat kerusakan dari kedua lobus parietal , dengan faktor etiologi yang sangat
beragam . Tidak ada suatu metode terapi yang khusus dapat menyembuhkan sindroma ini kecuali memperbaiki penyakit yang mendasarinya , dan prognosis yang dimiliki juga tergantung dari penyakit yang mendasarinya , namun biasanya buruk




Laporan Ilmiah

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Dasar Membuat Laporan

Terdapat 5 hal yang menjadi dasar dalam membuat laporan, antara lain:

1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.

2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.

3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.

4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.

5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.

Jenis-jenis Laporan Ilmiah

Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut :

Laporan Lengkap (Monograf)
·                     Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
·                     Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
·                     Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
·                     Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
·                     Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
Artikel Ilmiah
·                     Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
·                     Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
·                     Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

Fungsi Laporan Ilmiah
1.                  Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
2.                  Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
3.                  Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian selanjutnya.

Sistematika Laporan Ilmiah

Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-halyang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Laporan ilmiah atau laporan formal terdiri atas :


BAGIAN AWAL
1.                  halaman judul
2.                  Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
3.                  Halamn kata pengantar atau prakata
4.                  Daftar isi
5.                  Daftar tabel (jika ada)
6.                  Daftar gambar (jika ada)
7.                  Daftar lampiran (jika ada)
BAGIAN UTAMA
BAB I PENDAHULUAN
1.                  Latar Belakang Masalah
2.                  Rumusan masalah
3.                  Tujuan penelitian
4.                  Ruang lingkup
5.                  Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.                  Landasan teori/ tinjauan teoretis
2.                  Kerangak teori
3.                  Kerangka konsep
4.                  Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
·                     Jenis penelitian
·                     Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
·                     Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
·                     Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
·                     Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
·                     Lokasi dan waktu penelitian
·                     Teknik pengumplan data.
·                     Instrumen penelitian yang digunakan
·                     Pengolahan dan Analisis data
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN
BAGIAN AKHIR
Terdiri dari Daftar pustaka dan Lampiran – lampiran; Instrumen penelitian, Berbagai data sekunder yang diperlukan, Anggaran penelitian, dan Jadwal penelitian.

Contoh : 
Pengendalian Hama pada Jambu Mete
PENDAHULUAN
Tanaman jambu mete (Anacardiun accidentale L) merupakan komoditas ekspor yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan relatif stabil dibanding komoditas ekspor Indonesia lainnya. Nilai ekspor Indonesia dari gelondong mete pada akhir 2006 mencapai US $ 409.081.000 dengan volume 494.471 M/ton (BPEN, 2007). Harga jual dalam negeri pun cukup tinggi, saat ini berkisar antara Rp. 65.000 – Rp. 77.000/kg. Selain menghasilkan gelondong dan kacang mete, tanaman jambu mete menghasilkan pula minyak laka dan produk lain yang diolah dari buah semu. Tanaman ini menghendaki iklim kering sehingga sangat potensial untuk dikembangkan di Kawasan Timur Indonesia, yang umumnya mempunyai kondisi alam yang cocok dengan persyaratan tumbuh dari komoditas tersebut.
Status tanaman jambu mete yang semula merupakan tanaman penghijauan beralih menjadi komoditas unggulan, sehingga dirasakan perlu adanya penekanan pola pengembangan yang berorientasi agribisnis. Usahatani jambu mete masih menguntungkan.
METODE PEMECAHAN MASALAH
Permasalahan utama pada usaha tani jambu mete di Indonesia terletak pada produktivitas dan mutu kacang mete yang masih rendah, sehingga harganya lebih rendah dibandingkan kacang mete negara lain (Ferry et al., 2001). Areal pengembangan sudah cukup luas dengan penghasilan utama saat ini propinsi Nusa Tenggara Timur. Luas keseluruhan jambu mete di Indonesia 595.111 ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006).
Upaya pengendalian hama jambu mete telah dimulai dengan menggunakan berbagai komponen sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan PHT jambu mete pada tahun 2001, namun usaha ini belum memberikan hasil yang optimal karena pengendalian masih bersifat parsial. Makalah ini mengemukakan perkembangan jambu mete di Indonesia, masalah hama utama jambu mete, upaya-upaya serta strategi pengendalian di masa mendatang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik Pengendalian Penelitian pengendalian hama terpadu (PHT) jambu mete baru diprioritaskan pada tahun 2001, oleh sebab itu upaya pengendalian di lapang belum bernafaskan ”PHT” dan masih bersifat komponen-komponen yang sebelum tahun 2001 sebagian besar menggunakan pestisida kimiawi.
Perbaikan-perbaikan teknologi pengendalian telah dilakukan yang merupakan rakitan dari hasil penelitian di daerah sentra produksi dan laboratorium. Sampai dengan tahun 2004, banyak informasi yang telah dihasilkan seperti dinamika populasi (Siswanto et al., 2003; Mardiningsing et al., 2004), identifikasi musuh alami (Karmawati et al., 1999; Karmawati et al., 2001; Karmawati et al., 2004; Purnayasa, 2003; Wikardi et al., 2001) dan jenis-jenis pestisida nabati (Subiyakto, 2003).
Teknologi-teknologi tersebut telah berulangkali disosialisasikan untuk diterapkan oleh petani dikebun jambu mete, karena visi dari kegiatan PHT adalah kemandirian petani dalam mengambil keputusan dengan pengelolaan sistem kebun berdasarkan prinsip-prinsip PHT untuk meningkatkan kesejahteraannya. Evaluasi terhadap hasil perbaikan belum memberikan hasil yang memuaskan, terbukti serangan hama di salah satu sentra produksi makin meluas.
Strategi Pengendalian
Teknologi budidaya termasuk PHT jambu mete sebagian besar telah ditemukan dan sebagian menjadi teknologi tepat guna, namun pengembangan teknologi tersebut di tingkat petani tidak selalu mudah. Pengendalian hama selalu dirasakan menjadi salah satu input yang memberatkan bagi petani. Apabila teknologi yang diterapkan belum mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan serta tidak mudah untuk dilaksanakan, maka teknologi tersebut belum sesuai bagi kondisi petani kecil di Indonesia. Teknologi yang diperlukan adalah yang bersifat efektif, efisien, aman, murah dan mudah dilakukan. Oleh sebab itu strategi yang prospektif digunakan untuk mengembangkan PHT adalah :
a). pemanfaatan dan perekayasaan lingkungan pertanaman jambu mete (kembali ke prinsip dasar PHT) serta ;
b). pengkajian skala luas di beberapa agroekologi sekaligus melanjutkan pembinaan pemandu dan petani dalam wadah SLPHT.
Pemanfaatan lingkungan pertanaman sangat erat hubungannya dengan SLPHT karena kegiatan pokok dan SLPHT adalah analisis agroekosistem dan pengambilan keputusan. Seluruh peserta berpartisipasi aktif dalam pengumpulan data aktual lapangan, pengkajian data dan pengambilan keputusan manajemen lahan. Kegiatan analisis agroekosistem ini bermanfaat dalam penajaman ”pandangan” petani dan petugas terhadap ekologi lokal serta memudahkan proses pengelolaan ekologi lokal.
Strategi Penelitian
Sebagian besar penelitian jambu mete sampai saat ini masih bersifat parsial, mengacu pada kegiatan-kegiatan penelitian monodisiplin, terpotong-potong serta lebih banyak berorientasi pada cara berfikir dan kepentingan peneliti. Oleh karena itu kegiatan penelitian belum dapat mengatasi permasalahan yang nyata yang dihadapi oleh petani untuk mengambil keputusan dalam ekosistem yang dinamis.
Langkah strategis yang perlu dilakukan untuk menjembatani antara penelitian dan permasalahan di lapang adalah :
(a) Melakukan inventarisasi parasit dan predator dan cara perbanyakannya di laboratorium serta mencari varietas yang tahan terhadap serangan hama.
(b) Melakukan penelitian toksikologi dan stabilitas mutu untuk meningkatkan kesadaran petani dalam menggunakan pestisida nabati dan agens hayati.
(c) Mengingat kegiatan PHT sekarang berdasarkan ekologis yang berorientasi pada pengelolaan ekosistem, maka kegiatan penelitian harus bersifat integratif dan komprehensif, yang dilaksanakan oleh suatu tim peneliti yang lintas disiplin yang tidak terbatas oleh tim perlindungan tanaman, karena stabilitas suatu ekosistem ditentukan pula oleh faktor lain seperti penelitian varietas, keragaman tanaman serta iklim mikro disekitarnya.
(d) Untuk mendukung paradigma PHT yang baru ini diperlukan penelitian sosial ekonomi mengingat keadaan sosial ekonomi petani Indonesia yang rumit, spesifik dan dinamis, agar teknologi yang dihasilkan efektif dan efisien.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, kesimpulan yang dapat diberikan adalah :
1. Pengembangan jambu mete di Indonesia selain ditujukan untuk konservasi juga untuk peningkatan nilai tambah petani dan peningkatan devisa.
2. Perubahan ekosistem pada lingkungan jambu mete menimbulkan masalah serangan hama. Jenis serangan hama utama berubah seiring dengan berjalannya waktu, oleh sebab itu strategi pengendalian ke depan adalah pengelolaan habitat yang dilakukan secara bijaksana dengan melengkapi sumber-sumber energi yang diperlukan.
3. Strategi penelitian jambu mete ke depan adalah :
a) Melakukan inventarisasi parasit dan predator dan cara perbanyakannya di laboratorium serta mencari varietas yang tahan terhadap serangan hama.
b) Melakukan penelitian teknologi dan stabilitas mutu pestisida nabati dan agens hayati.
c) Penelitian tidak terbatas pada tim perlindungan saja tapi multidisiplin, dan
d) Penelitian sosial ekonomi pendukung.
Sumber: Di ambil dari publikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Kementerian Pertanian, Republik Indonesia.

Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.

Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau : binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu. Dalam hal seperti ini kita perlu mnenentukan: 1) kesimpulan apa yang disampaikan; 2) mencari dasar-dasar atau alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya; dan 3) menyusun ulang silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan hukum silogisme.

Berdasarkan hal tersebut tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja kebenaran / opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang kita terima.

Hukum-hukum Silogisme Kategorial.

Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga. Contoh; Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor). Sebagian makanan tidak menyehatkan
(minor). Maka; Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).


Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga. Contoh; Semua korusi tidak disenangi (mayor). Sebagian pejabat korusi (minor). Maka; Sebagian
pejabat tidak disenangi (konklusi).

Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan. Contoh; Beberapa politikus tidak jujur (premis 1). Bambang adalah politikus (premis 2). Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).

Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul dapat diambil jika salah satu premisnya positif. Contoh; kerbau bukan bunga mawar (premis 1). Kucing bukan bunga mawar (premis 2). Kesimpulannya? Tidak ada.

Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka,
binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah. Contoh; kerbau adalah binatang (premis 1). Kambing bukan kerbau (premis 2). Maka; kambing bukan binatang ? Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif

Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.contoh; Bulan itu bersinar di langit
(mayor). Januari adalah bulan (minor). Maka; januari bersinar dilangit?
Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya. Contoh; kucing adalah binatang (premis1). Domba adalah binatang (premis 2). Beringin adalah tumbuahan (premis3). Sawo adalah tumbuhan (premis4). Konklusinya?


Salah Nalar

Salah nalar (fallacy) ialah gagasan, perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesat. Pada salah nalar kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan. Di bawah ini ada sepuluh macam salah nalar yang telah ditemukan dalam karangan mahasiswa tingkat awal.

            Jenis-jenis salah nalar

  1. Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan. 
Contoh :
    • Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
  
    • Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.

  1. Generalisasi terlalu luas 

Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.


Contoh :
    • Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
  
    • Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
  
  1. Pemilihan terbatas pada dua alternatif 

Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
    • Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain. 
  1. Penyebab Salah Nalar 

Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh :
    • Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
  
    • Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.


  1. Analogi yang Salah 

Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. 
Contoh :
    • Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
  
  1. Argumentasi Bidik Orang 

Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh :
    • Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.
  
  1. Meniru-niru yang sudah ada 

Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu. 
Contoh :
    • Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
  
    • Anak SLTA saat mengerjakan ujian matematika dapat menggunakan kalkulator karena para profesor menggunakan kalkulator saat menjawab ujian matematika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar