Pengertian Karya Ilmiah adalah Sebuah karya tulis yang
mana didalam isinya mengungkapkan suatu pembahasan yang lengkap dan secara
ilmiah yang dituliskan oleh seorang penulis. Untuk memberitahukan sesuatu hal
secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
Istilah karya ilmiah
adalah mengacu kepada sebuah karya tulis yang menyusun dan menyajikan
berdasarkan pada suatu kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Didalam sebuah
penulisan karya ilmiah, baik makalah maupun laporan penelitian biasanya telah
didasarkan pada suatu kajian ilmiah dan cara kerja yang ilmiah.Sekian. Karya ilmiah atau dalam bahasa
Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel
jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung
dalam karya ilmiah biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah
karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Menurut John Dewey ada 5
langkah pokok proses ilmiah, yaitu (1) mengenali dan merumuskan masalah, (2)
menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis, (3) merumuskan
hipotesis atau dugaan hasil sementara, (4) menguji hipotesis, dan (5) menarik
kesimpulan.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa
dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum,
dan skripsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang
ditulis pakar-pakar dalam bidang tertentu yang dipelajari. Penyusunan laporan
praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal, ketika mahasiswa
melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan verifikasi terhadap proses
penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum
didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Ciri Karya Ilmiah
Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Objektif.
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju sasaran).
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju sasaran).
7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.
Jenis Karya Ilmiah
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah.
Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta
panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut,. Secara garis besar, karya
ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya
ilmiah penelitian.
1. Karya Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta
sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah
pendidikan terdiri dari:
a. Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah
berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan
dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil
intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan
paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain,
Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau
Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai
persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan
bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).
Format tulisannya terdiri dari
Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran,
permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode
penelitian).
Bab II gambaran umum (menceritakan keadaan di lokasi
penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian), Bab III deskripsi
data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian).
Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian).
Bab V penutup (kesimpulan penelitian dan saran)
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung
oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan )
maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai
syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus
dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada
skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan
tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku
kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-
temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal
yangmenjadi tema thesis tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang
dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan
analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh
penulisnya dari sanggahan_sanggahan senat guru besar atau penguji pada
suatu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan_penemuan
penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu
hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat
orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar
Doktor.
2. Karya ilmiah Penelitian.
Makalah seminar.
a. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang
membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum s
eminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari
penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang
dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
b. Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah,
bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai
judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya
saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan
data penelitian dalam waktu yang berbeda.
Laporan hasil penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya
dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya
tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun
masih dalam tahap awal.
Jurnal penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal
penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan
mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international
standard serial number).
Contoh
: Sinar matahari pagi memiliki
banyak manfaat bagi tubuh manusia. Sinar matahari sebelum 09:00 dapat menurunkan
kadar kolesterol dalam darah, meningkatkan kualitas pernafasan, membuat tubuh
menjadi lebih segar dan sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Tidak
hanya itu, juga cukup menguntungkan bagi penderita diabetes. Vitamin D di bawah
sinar matahari dapat membantu meningkatkan kualitas tingkat kadar gula darah.
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa, vitamin D
yang terdapat didalam tubuh manusia akan memberi reaksi positif saat terkena
sinar matahari di pagi hari. Hal ini dapat membantu orang yang menderita
diabetes tipe 2 untuk meningkatkan kualitas kadar gula darah mereka. Vitamin D
dengan kadar yang cukup sebenarnya bisa membantu sel-sel dalam tubuh yang
bertugas untuk memproduksi insulin dapat bekerja dengan baik.
Peneliti kesehatan dari Iran melibatkan 90 orang
dengan diabetes tipe 2 selama 12 minggu, 90 orang tersebut dibagi menjadi dua
kelompok. Kelompak yang pertama hanya diberikan vitamin D dan kelompok yang
kedua diberi vitamin D dan ditambah kalsium. Para peneliti menemukan bahwa
peserta yang yang diberikan vitamin D dengan atau tanpa kalsium memiliki
tingkat gula darah yang secara signifikan lebih baik.
Tulisan
Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas
suatu per- masalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan,
pengamat- an, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya
tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis
untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti.
Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis
ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian
dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut. Karya tulis
ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan
menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui
suatu sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis ilmiah
cirri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jawabkan
secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni
gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam
menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan
ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak
bisa diindentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan
apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak
jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih
kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya. Dalam
penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah mengutip
pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan
penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai
dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan
sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai
premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi. Pernyataan ilmiah
yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu : 1.
Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. 2.
Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan
disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya. 3.
Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah
tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya
publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu
dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut. Cara kita mencantumkan ketiga hal
tersebut dalam karya tulis ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat
bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan
unsur yang sama. Buku ini memberikan contoh teknik notasi ilmiah yang
menggunakan catatan kaki (Footnote). Catatan kaki merupakan informasi dari
pernyataan yang kita kutip. Di samping itu catatan kaki dapat digunakan sebagai
infor- masi tambahan yang tidak langsung berkaitan dengan pernyataan dalam
badan tulisan. Kutipan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua jenis
yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan
pernyataan yang kita tulis dalam karya tulis ilmiah susunan kalimat aslinya
tanpa mengalami perubahan sedikit pun. Kutipan tak langsung merupakan kutipan
pendapat atau pernyataan orang lain dengan melakukan perubahan kalimat yang
dikutip disesuaikan dengan bahasa penulis itu sendiri.
Contoh : Sindroma balint merupakan suatu sindrom
yang utamanya terdiri dari simultanagnosia, ataksia optik, disorientasi spasial
, dan hemispasial neglek. Banyak gejala gejala penyerta lainnya , namun
keberadaan 2 dari gejala diatas ditambah dengan disorientasi spasial sudah
memenuhi syarat
untuk
ditegakkannya diagnosis sindroma balint .
Sindroma
ini terjadi akibat kerusakan dari kedua lobus parietal , dengan faktor etiologi
yang sangat
beragam
. Tidak ada suatu metode terapi yang khusus dapat menyembuhkan sindroma ini
kecuali memperbaiki penyakit yang mendasarinya , dan prognosis yang dimiliki
juga tergantung dari penyakit yang mendasarinya , namun biasanya buruk
Laporan
Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan,
atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk
lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis
merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran
yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka
laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah
ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu
dan dalam kesempatan tertentu.
Dasar Membuat Laporan
Terdapat 5 hal yang menjadi dasar dalam
membuat laporan, antara lain:
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan
kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan
yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik
untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen
tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat
tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai
acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga
untuk laporan.
Jenis-jenis Laporan Ilmiah
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah
yaitu sebagai berikut :
Laporan Lengkap (Monograf)
·
Menjelaskan proses
penelitian secara menyeluruh.
·
Teknik penyajian sesuai
dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang
bersangkutan.
·
Menjelaskan hal-hal yang
sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
·
Menjelaskan (juga) kegagalan
yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
·
Organisasi laporan harus
disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah
padat dan jelas).
Artikel Ilmiah
·
Artikel ilmiah biasanya
merupakan perasan dari laporan lengkap.
·
Isi artikel ilmiah harus
difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
·
Artikel ilmiah merupakan
pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam
bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis
(untuk konsumsi masyarakat umum).
Fungsi Laporan Ilmiah
1.
Laporan penelitian
mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide spesifik.
Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas dan cukup
rinci agar dapat dievaluasi.
2.
Laporan Ilmiah harus dilihat
sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
3.
Laporan Ilmiah harus
berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian selanjutnya.
Sistematika Laporan Ilmiah
Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku
karena berisi hal-halyang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan
lengkap. Laporan ilmiah atau laporan formal terdiri atas :
BAGIAN AWAL
1.
halaman judul
2.
Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan
penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
3.
Halamn kata pengantar atau prakata
4.
Daftar isi
5.
Daftar tabel (jika ada)
6.
Daftar gambar (jika ada)
7.
Daftar lampiran (jika ada)
BAGIAN UTAMA
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
2.
Rumusan masalah
3.
Tujuan penelitian
4.
Ruang lingkup
5.
Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.
Landasan teori/ tinjauan
teoretis
2.
Kerangak teori
3.
Kerangka konsep
4.
Hipotesis atau pertamyaan
penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III METODE PENELITIAN
ATAU CARA PENELITIAN
·
Jenis penelitian
·
Populasi sample (untuk
penelitian disertai unit penelitian )
·
Variabel penelitian (untuk
penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel penelitian
dicantumkan bahan dan alat)
·
Definisi operasioanal
variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi batasan
operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
·
Desain / rancangan
penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
·
Lokasi dan waktu penelitian
·
Teknik pengumplan data.
·
Instrumen penelitian yang
digunakan
·
Pengolahan dan Analisis data
BAB IV – HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN
BAGIAN AKHIR
Terdiri dari Daftar
pustaka dan Lampiran – lampiran; Instrumen penelitian, Berbagai
data sekunder yang diperlukan, Anggaran penelitian, dan Jadwal
penelitian.
Contoh :
Pengendalian Hama pada Jambu
Mete
PENDAHULUAN
Tanaman jambu mete (Anacardiun accidentale L)
merupakan komoditas ekspor yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan
relatif stabil dibanding komoditas ekspor Indonesia lainnya. Nilai ekspor
Indonesia dari gelondong mete pada akhir 2006 mencapai US $ 409.081.000 dengan
volume 494.471 M/ton (BPEN, 2007). Harga jual dalam negeri pun cukup tinggi,
saat ini berkisar antara Rp. 65.000 – Rp. 77.000/kg. Selain menghasilkan
gelondong dan kacang mete, tanaman jambu mete menghasilkan pula minyak laka dan
produk lain yang diolah dari buah semu. Tanaman ini menghendaki iklim kering
sehingga sangat potensial untuk dikembangkan di Kawasan Timur Indonesia, yang
umumnya mempunyai kondisi alam yang cocok dengan persyaratan tumbuh dari
komoditas tersebut.
Status tanaman jambu mete yang semula merupakan
tanaman penghijauan beralih menjadi komoditas unggulan, sehingga dirasakan
perlu adanya penekanan pola pengembangan yang berorientasi agribisnis.
Usahatani jambu mete masih menguntungkan.
METODE PEMECAHAN MASALAH
Permasalahan utama pada usaha tani jambu mete di
Indonesia terletak pada produktivitas dan mutu kacang mete yang masih rendah,
sehingga harganya lebih rendah dibandingkan kacang mete negara lain (Ferry et
al., 2001). Areal pengembangan sudah cukup luas dengan penghasilan utama saat
ini propinsi Nusa Tenggara Timur. Luas keseluruhan jambu mete di Indonesia
595.111 ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006).
Upaya pengendalian hama jambu mete telah dimulai
dengan menggunakan berbagai komponen sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan
PHT jambu mete pada tahun 2001, namun usaha ini belum memberikan hasil yang
optimal karena pengendalian masih bersifat parsial. Makalah ini mengemukakan
perkembangan jambu mete di Indonesia, masalah hama utama jambu mete,
upaya-upaya serta strategi pengendalian di masa mendatang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik Pengendalian Penelitian pengendalian hama
terpadu (PHT) jambu mete baru diprioritaskan pada tahun 2001, oleh sebab itu
upaya pengendalian di lapang belum bernafaskan ”PHT” dan masih bersifat
komponen-komponen yang sebelum tahun 2001 sebagian besar menggunakan pestisida
kimiawi.
Perbaikan-perbaikan teknologi pengendalian telah
dilakukan yang merupakan rakitan dari hasil penelitian di daerah sentra produksi
dan laboratorium. Sampai dengan tahun 2004, banyak informasi yang telah
dihasilkan seperti dinamika populasi (Siswanto et al., 2003; Mardiningsing et
al., 2004), identifikasi musuh alami (Karmawati et al., 1999; Karmawati et al.,
2001; Karmawati et al., 2004; Purnayasa, 2003; Wikardi et al., 2001) dan
jenis-jenis pestisida nabati (Subiyakto, 2003).
Teknologi-teknologi tersebut telah berulangkali
disosialisasikan untuk diterapkan oleh petani dikebun jambu mete, karena visi
dari kegiatan PHT adalah kemandirian petani dalam mengambil keputusan dengan
pengelolaan sistem kebun berdasarkan prinsip-prinsip PHT untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Evaluasi terhadap hasil perbaikan belum memberikan hasil yang
memuaskan, terbukti serangan hama di salah satu sentra produksi makin meluas.
Strategi Pengendalian
Teknologi budidaya termasuk PHT jambu mete
sebagian besar telah ditemukan dan sebagian menjadi teknologi tepat guna, namun
pengembangan teknologi tersebut di tingkat petani tidak selalu mudah.
Pengendalian hama selalu dirasakan menjadi salah satu input yang memberatkan
bagi petani. Apabila teknologi yang diterapkan belum mampu menekan biaya
produksi dan meningkatkan pendapatan serta tidak mudah untuk dilaksanakan, maka
teknologi tersebut belum sesuai bagi kondisi petani kecil di Indonesia.
Teknologi yang diperlukan adalah yang bersifat efektif, efisien, aman, murah
dan mudah dilakukan. Oleh sebab itu strategi yang prospektif digunakan untuk
mengembangkan PHT adalah :
a). pemanfaatan dan perekayasaan lingkungan
pertanaman jambu mete (kembali ke prinsip dasar PHT) serta ;
b). pengkajian skala luas di beberapa agroekologi
sekaligus melanjutkan pembinaan pemandu dan petani dalam wadah SLPHT.
Pemanfaatan lingkungan pertanaman sangat erat
hubungannya dengan SLPHT karena kegiatan pokok dan SLPHT adalah analisis
agroekosistem dan pengambilan keputusan. Seluruh peserta berpartisipasi aktif
dalam pengumpulan data aktual lapangan, pengkajian data dan pengambilan
keputusan manajemen lahan. Kegiatan analisis agroekosistem ini bermanfaat dalam
penajaman ”pandangan” petani dan petugas terhadap ekologi lokal serta
memudahkan proses pengelolaan ekologi lokal.
Strategi Penelitian
Sebagian besar penelitian jambu mete sampai saat
ini masih bersifat parsial, mengacu pada kegiatan-kegiatan penelitian
monodisiplin, terpotong-potong serta lebih banyak berorientasi pada cara
berfikir dan kepentingan peneliti. Oleh karena itu kegiatan penelitian belum
dapat mengatasi permasalahan yang nyata yang dihadapi oleh petani untuk
mengambil keputusan dalam ekosistem yang dinamis.
Langkah strategis yang perlu dilakukan untuk
menjembatani antara penelitian dan permasalahan di lapang adalah :
(a) Melakukan inventarisasi parasit dan predator
dan cara perbanyakannya di laboratorium serta mencari varietas yang tahan
terhadap serangan hama.
(b) Melakukan penelitian toksikologi dan
stabilitas mutu untuk meningkatkan kesadaran petani dalam menggunakan pestisida
nabati dan agens hayati.
(c) Mengingat kegiatan PHT sekarang berdasarkan
ekologis yang berorientasi pada pengelolaan ekosistem, maka kegiatan penelitian
harus bersifat integratif dan komprehensif, yang dilaksanakan oleh suatu tim
peneliti yang lintas disiplin yang tidak terbatas oleh tim perlindungan
tanaman, karena stabilitas suatu ekosistem ditentukan pula oleh faktor lain
seperti penelitian varietas, keragaman tanaman serta iklim mikro disekitarnya.
(d) Untuk mendukung paradigma PHT yang baru ini
diperlukan penelitian sosial ekonomi mengingat keadaan sosial ekonomi petani
Indonesia yang rumit, spesifik dan dinamis, agar teknologi yang dihasilkan
efektif dan efisien.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan,
kesimpulan yang dapat diberikan adalah :
1. Pengembangan jambu mete di Indonesia selain
ditujukan untuk konservasi juga untuk peningkatan nilai tambah petani dan
peningkatan devisa.
2. Perubahan ekosistem pada lingkungan jambu mete
menimbulkan masalah serangan hama. Jenis serangan hama utama berubah seiring
dengan berjalannya waktu, oleh sebab itu strategi pengendalian ke depan adalah
pengelolaan habitat yang dilakukan secara bijaksana dengan melengkapi
sumber-sumber energi yang diperlukan.
3. Strategi penelitian jambu mete ke depan adalah
:
a) Melakukan inventarisasi parasit dan predator
dan cara perbanyakannya di laboratorium serta mencari varietas yang tahan
terhadap serangan hama.
b) Melakukan penelitian teknologi dan stabilitas
mutu pestisida nabati dan agens hayati.
c) Penelitian tidak terbatas pada tim
perlindungan saja tapi multidisiplin, dan
d) Penelitian sosial ekonomi pendukung.
Sumber: Di ambil dari publikasi Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Kementerian Pertanian, Republik
Indonesia.
Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun
berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung
predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang
mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Semua mamalia binatang yang
melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau :
binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah,
bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian
nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah,
radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau
mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis
melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai
seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu. Dalam hal seperti ini kita perlu
mnenentukan: 1) kesimpulan apa yang disampaikan; 2) mencari dasar-dasar atau
alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya; dan 3) menyusun ulang
silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan
ketentuan hukum silogisme.
Berdasarkan hal tersebut
tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau
gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita
mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak
menerima begitu saja kebenaran / opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan
hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak
suatu pendapat yang kita terima.
Hukum-hukum Silogisme Kategorial.
Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga. Contoh; Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor). Sebagian makanan tidak menyehatkan
(minor). Maka; Sebagian
makanan tidak halal dimakan (konklusi).
Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga. Contoh; Semua korusi tidak disenangi (mayor). Sebagian pejabat korusi (minor). Maka; Sebagian
pejabat tidak disenangi
(konklusi).
Apabila kedua premis
bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan. Contoh; Beberapa
politikus tidak jujur (premis 1). Bambang adalah politikus (premis 2). Kedua
premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka
kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin
tidak jujur (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul dapat diambil jika salah satu premisnya positif. Contoh; kerbau bukan bunga mawar (premis 1). Kucing bukan bunga mawar (premis 2). Kesimpulannya? Tidak ada.
Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka,
Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul dapat diambil jika salah satu premisnya positif. Contoh; kerbau bukan bunga mawar (premis 1). Kucing bukan bunga mawar (premis 2). Kesimpulannya? Tidak ada.
Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka,
binatang ini adalah ikan?
Mungkin saja binatang melata.
Term-predikat dalam
kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila
tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah. Contoh; kerbau adalah binatang
(premis 1). Kambing bukan kerbau (premis 2). Maka; kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat
positif
Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.contoh; Bulan itu bersinar di langit
Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.contoh; Bulan itu bersinar di langit
(mayor). Januari adalah
bulan (minor). Maka; januari bersinar dilangit?
Silogisme harus terdiri tiga
term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.
Contoh; kucing adalah binatang (premis1). Domba adalah binatang (premis 2).
Beringin adalah tumbuahan (premis3). Sawo adalah tumbuhan (premis4).
Konklusinya?
Salah Nalar
Salah nalar (fallacy) ialah gagasan,
perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesat. Pada salah nalar kita tidak
mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu
kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan. Di bawah ini ada
sepuluh macam salah nalar yang telah ditemukan dalam karangan mahasiswa tingkat
awal.
Jenis-jenis
salah nalar
- Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh :
- Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
- Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
- Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
- Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
- Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
- Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
- Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
- Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh :
- Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
- Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
- Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh :
- Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
- Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh :
- Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.
- Meniru-niru yang sudah ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh :
- Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
- Anak SLTA saat mengerjakan ujian matematika dapat menggunakan kalkulator karena para profesor menggunakan kalkulator saat menjawab ujian matematika.